Surat Untuk Surga

Untuk-Mu,
Hari ini di pagi yang telah tercipta untukku dengan riuh angin berlarian di alam bersama riang burung kota dan sinar mentari, membuka lembaran hariku. Aku terbangun dari kelelahan semalam. Luapan kantuk masih terasa sambil kupersiapkan pemanas air untuk kopi yang ingin kuminum tiap pagi dan sore. Mataku masih ingin menutup. Sambil melangkah ke permandian di bawah kamar tidurku, kukenakan kasutku, melangkah lalui anak-anak tangga yang hampir tiap hari mereka merasakan semangatku, suka dan dukaku.

Telah sampai dipermandianku. Air kota yang kubasuhkan diraut wajah ini selalu kurasa dalam tiap persiapanku untuk berlari menggapai mimpi. Untuk kali ini aku hanya membasuh wajahku saja. Hari-hari biasanya aku melucuti sandang yang kukenakan untuk membersihkan raga ini. Hari ini aku rehat sejenak sebelum melangkah kembali esok hari.

Melangkah kembali ke tingkat atas diperaduanku, sendiri. Menghela nafas panjang. Aku ingin beristirahat sejenak sambil merenungi kembali apa yang pernah kulalui dan apa yang telah Kau janjikan. Hanya terpikir layakah aku selama ini untuk-Mu. Dengan segala ketidak sempurnaanku.

Aku jatuh, aku bangkit. Terjatuh lagi, dan bangkit kembali. Sampai titik hari ini aku berpikir. Sampai kapan aku terus melalui jatuh, bangun, jatuh, bangun, jatuh kembali, dan bangun kembali. Aku selalu ingat apa yang Kau suratkan, Kau tak membiarkan ku jatuh tergeletak.

Sampai ku tertidur hingga siang bolong aku terbangun kembali. Menggeliat terkaget karena hawa panas dalam ruang ini. Tubuh ini mengeluarkan banyak peluh. Agak sedikit pusing di kepala ini karena tidak terbiasa tidur siang hari. Aku bangun turun mencari seteguk air untuk melegakan dahaga karena terik hari ini.

Apa yang harus kulakukan lagi hari ini. Terbiasa dengan rutinitas pagi sampai sore hari yang cukup melelahkan dan begitu seterusnya. Waktu ini terasa kurang dan ingin lebih. Tapi raga ini tidak cukup kuat untuk mengimbangi waktu. Aku perlu rehat dari kejatuhan dan kembali bangkit. Sampai akhirnya aku layak untuk-Mu, pikirku.

Belum cukup hari ini aku merenung bersama-Mu. Aku pasti akan selalu bisa kembali bersama-Mu. Kau ada di tiap detik hidupku. Selalu kuhirup wangi-Mu dalam setiap hela nafasku. Tak pernah berhenti sampai detik ini.

Untuk hari ini, sebelum raga ini memintaku untuk beristiharat. Datanglah di dalam tiap mimpiku biarku selalu kuat melalui hidup ini. Kau tahu kebutuhanku lebih dari apa yang kuperlu. Karna janji-Mu tak pernah teringkari dan datangnya seperti fajar tiap pagi bersama kehangatannya, riuh burung kota, senyum pertokoan, tawa pabrik, dan tarian manusia. Amin.

1 comment:

Anonymous said...

Jatuh bangun dalam setiap perjalan hidup itu adalah normal dan itu seharusnya patut terjadi pada setiap orang beriman. Karena semakin kita sering jatuh dan bangun kembali itu menandakan kita semakin naik tingkat ke tingkat yang lebih tinggi. Tuhan ingin kita sebagai anakNya yang kuat dan berani untuk menghadapi segala tantangan hidup. Bandingkan kemjuan hidup kamu hari ini dan 3 bulan yang lalu? kalau kamu perhatikan, masalah yang kamu hadapi 3 bulan yang lalu sekarang jadi sangat mudah kamu taklukkan karena kamu sudah mendapatan solusinya. Dan pastinya kamu akan mengalami masalah baru lagi untuk menguji kekuatan kamu.

Bersyukurlah kalau kamu sering mendapatkan masalah, karena lewat segala masalah yang silih berganti, kita diajarkan sempurna dan akan serupa dengan gambaran ALLAH.

Satu lagi, dengan kamu sering mendapati berbagai masalah dalam hidup kamu ( dan mungkin kamu berkali-kali jatuh bangun dalam menghadapinya ) bersyukur dan berbahagialah karena hidup kamu akan menjadi lebih hidup dan selalu menyala dan bersemangat dan kamu ada dalam rencana TUHAN, karena kebaikan TUHAN dalam membimbing kamu dan secara tidak langsung, TUHAN menunjukkan kemuliaanNYA dalam membantu kamu dalam menyelesaikan segala permasalahan kamu.

Hidup mu ada dalam rencana Tuhan.